Biokimia Dalam Kehidupan
BAB 1
PENDAHULUAN
Biokimia
adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala kimiawi yang
terjadi didalam makhluk hidup.
Organisme hidup dibangun oleh sel.
Organisme yang dibangun oleh suatu sel disebut uniseluler seperti bakteri
sedangkan organisme bertingkat tinggi merupakan kumpulan sel atau disebut
multiseluler yang berkelompok secara bersama-sama dan dibedakan atas bentuk dan
fungsinya.
Organisme
hidup dibentuk dari senyawa-senyawa organic disebut biomolekul, mempunyai sifat
yang khas sebagai produk aktifitas hidup. Istilah biomolekul digunakan untuk
menunjukkan molekul-molekul besar dan kecil yang erat kaitannya dengan kimia
dalam system hidup. Unsur-unsur atomik dari biomolekul adalah karbon, oksigen,
hidrogen, posfor dan belerang. Senyawa-senyawa biomolekul biasanya dikenali
dalam empat bentuk yaitu : karbohidrat, protein, asam nukleat dan lipid. Karena
keempat jenis biomolekul tersebut mempunyai berat molekul yang sangat besar,
maka keempat jenis biomolekul tersebut disebut makromolekul.
Organisme hidup tidak terkecuali
pertumbuhan dan pemeliharaannya membutuhkan energy. Energi yang dibutuhkan
dalam bentuk energy bebas yang diperoleh dari sekelilingnya, energi digunakan
untuk melangsungkan berbagai bentuk kerja dan kemudian mengembalikan
bentuk-bentuk energi kebentuk energi yang lain, yang kurang bermanfaat.
Didalam organism hidup berlangsung
reaksi-reaksi kimia secara teratur dan terorganisasi kerena adanya enzim. Enzim
adalah katalisator yang mampu meningkatkan reaksi kimia spesifik tanpa ikut
bereaksi. Enzim merupakan molekul protein yang amat spesifik.
Salah satu sifat organism hidup yang
paling khas adalah kemampuan berproduksi sehingga terus menerus bergenerasi.
Informasi genetik dari organisme hidup dapat dipelajari dalam molekul DNA (
deoxyribonucleic acid ).
BAB II
LATAR
BELAKANG BIOKIMIA DALAM KEHIDUPAN
Zaman semakin berkembang
dengan pesat, teknologi pun juga semakin berkembang begitu juga dengan ilmu
pengetahuan. Ilmu biokimia saat ini sedang mengalami perkembangan khususnya di
negara Indonesia.
Peranan ilmu biokimia bagi
kehidupan manusia sangat luar biasa bahkan hampir menyangkup berbagai aspek
kehidupan.
Contohnya dalam bidang
pangan, sekarang sudah banyak produk pangan yang menggunakan enzim untuk
mengkatalis proses pembuatan produk tersebut, begitu pula di dalam bidang
kesehatan. Contoh lain, berkembangnya metode rekayasa genetika dan kultur
jaringan yang dilakukan untuk meningkatkan hasil pertanian dan perkebunan dan
masih banyak hal lainnya mengenai ilmu biokimia.
Pengembangan dari aplikasi
ilmu biokimia di Indonesia dapat dipastikan semakin lama akan menambah kemajuan
teknologi di Indonesia dan negara ini dapat memanfaatkan sumber daya alam
dengan ilmu biokimia.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Ciri-Ciri
Organisme Hidup Dan Sifat Khusus
Organisme
hidup mempunyai sifat yang kompleks dan terorganisasi secara baik. Pada
organisme hidup terdapat berjuta spesies yang berbeda. Organisme hidup ada yang
terdiri dari satu sel (uniseluler) seperti bakteri dan ada juga yang dibentuk
dari ribuan sel atau jutaan sel atau jutaan sel (multi seluler) yang
berkelompok secara bersama-sama dan dibedakan atas bentuk dan fungsinya. Tiap
komponen organism hidup mempunyai fungsi atau tujuan tertentu.
Makhluk
hidup dapat menyerap energy dan bahan dari sekelilingnya untuk keperluan
pertumbuhan, melakukan kerja mekanik dan kimiawi. Pengambilan bahan oleh
organisme hidup berlangsung melalui cara yang spesifik dan terkendali. Hal ini
tidak terjadi pada system tak hidup. Pembentukan struktur dalam dan pembentukan
molekul kompleks yang diorganisasikan sedemikian rupa bukanlah merupakan proses
spontan, usaha harus dilakukan agar proses-proses itu terjadi.
Organism hidup mampu memproduksi
diri sendiri berulang-ulang dengan suatu cara yang tepat turun-temurun.
Cirri-ciri ini merupakan kunci dalam menentukan batasan materi hidup. Sebuah
sel hidup dapat melakukannya karena mempunyai informasi genetik yang diperlukan
untuk mengarahkan pembuatan protein dan asam-asam nukleat yang menetapkan
seluruh biokimia sel, dan dengan demikian mendefenisikan sel itu. Informasi
genetik diteruskan dari satu generasi sel ke sel berikutnya dalam bentuk
molekul asam dioksi ribonukleat (DNA). Sifat yang paling istimewa dari
organisme ini adalah kemampuannya dalam melakukan replikasi diri sacara tepat,
suatu sifat yang dipandang sebagai inti dari keadaan hidup.
B. Mengenal
Benda Mati
Benda mati adalah terdiri dari campuran atau senyawa kimia yang lebih
sederhana, seperti tanah liat, pasir, batuan dan air. Benda mati tidak
menggunakan energi secara terencana untuk mempertahankan strukturnya dan untuk
melakukan kerja, bahkan jika dibiarkan melakukan kerja, bahkan jika dibiarkan
benda mati cenderung terurai keadaan yang bersifat lebih acak bersamaan dengan
waktu, menuju keseimbangan dengan lingkungannya.
Benda mati tidak memperlihatkan kemampuan untuk tumbuh, dan
berproduksi menjadi benda-benda yang sama dalam massa, bentuk, dan struktur
internalnya dari generasi kegenerasi berikutnya. Hal inilah yang menjadi
perbedaan yang paling khas dengan benda hidup atau organism hidup.
C. Biokimia
Mencari Pengertian Keadaan Hidup
Organisme hidup sangat berbeda dengan benda mati. Para ahli filsafat
berpendapat bahwa organisme hidup dikaruniai sesuatu kekuatan hidup yang
misterius dan ilahi, pendapat ini dikenal dengan vitalisme. Kemudian pendapat
ini ditolak oleh ilmu pengetahuan modern, yang mencari fenomena yang rasional,
dan diatas segalanya, fenomena alam yang dapat dipuji. Tujuan dari ilmu
biokimia adalah untuk menentukan bagaimana sekumpulan benda mati yang menyusun
Organisme hidup berinteraksi satu dengan yang lain untuk mempertahankan dan
melangsungkan keadaan hidup.
Molekul-molekul yang membentuk organisme hidup mengikuti hukum-hukum
kimia yang telah dikenal, tetapi molekul-molekul ini juga dengan seperangkat
prinsip lain, yang kita kenal sebagai logika
molekul keadaan hidup.
Sel tunggal bakteri escherechia
coli mengandung kira-kira 5000 jenis senyawa organic yang berbeda-beda,
termasuk sejumlah 3000 jenis protein dan 1000 jenis asam nukleat yang berbeda.
Molekul asam deoxy ribonukleat (deoxy
ribonucleic acid = DNA) yang panjang, serupa rantai dibentuk dari hanya 4
jenis unit penyusunnya deoksiribonukleoida yang berbeda, tersusun secara
berurutan.
Protein dibangun dari 20 jenis asam amino, yang strukturnya berikatan
secara kovalen terdapat tumbuhan meskipun ke 20 unit asam amino pembangun
protein pada setiap organisme hidup namun jumlahnya berbeda-beda. Asam-asam
amino yang berbeda bukan hanya merupakan unit penyusunnya molekul protein,
tetapi berfungsi sebagai pemula hormon, alkaloid, piqmen, dan banyak biomolekul
lainnya.
D. Biomolekul
Pembentuk Organisme Hidup
Ada 15 unsur yang pada umunya merupakan unsur pembentuk makhluk hidup.
Unsur tersebut adalah : oksigen, karbon, hydrogen, nitrogen, kalsium, fosfor,
kalium, belerang, natrium, khlor, magnesium, mangan, besi, tembaga, dan yodium.
Sebagian besar unsur-unsur tersebut terdapat sebagai senyawa kimia
yang kompleks seperti karbohidrat, protein, asam nukleat dan lemak sebagai
pembangun organisme hidup.
E. Karbohidrat,
Protein, Lemak
·
Karbohidrat
Karbohidrat adalah merupak sumber energi
utama bagi tubuh kita, berasal dari kata karbon dan hidrat yang dapat diartikan
sebagai suatu senyawa yang dibentuk dari karbon dan air, dengan rumus empiris
Cn (H₂O)
atau (CH₂O)n.
Energi yang terkandung dalam karbohidrat itu
pada dasarnya berasal dari energy matahari. Karbohidrat, dalam hal ini glukosa,
dibentuk dari karbon dioksida dan air dengan bantuan sinar matahari dan
klofofil dalam daun. Selanjutnya glukosa yang terjadi diubah menjadi amilum dan
disimpan dalam bagian lain, misalnya dalam buah maupun umbi. Proses ini disebut
Fotosintesis.
Sinar matahari
6 CO₂ + 6 H₂O → C6H₁₂O₆ + 6
O₂
glukosa
Karbohidrat umumnya digolongkan menurut
strukturnya yaitu monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Sakarida
berasal dari bahasa latin artinya gula. Hasil hidrolisis ketiga kelas utama
karbohidrat saling berkaitan :
Polisakarida → Oligosakarida
→ Monosakarida
Monosakarida
adalah karbohidrat sederhana, tidak dapat dihidrolisis menjadi senyawa yang
lebih sederhana. Monosakarida yang paling sederhana ialah gliseraldehid dan
dihidroksiketon.
Oligosakarida
adalah senyawa yang mempunyai molekul yang terdiri atas beberapa molekul
monosakarida. Dua molekul monosakarida yang berkaitan satu dengan yang lain,
membentuk satu molekul disakarida. Oligosakarida yang paling banyak terdapat
dalam alam ialah disakarida.
Laktosa
adalah suatu disakarida yang jika dihidrolisis akan menghasilkan D-glukosa dan
D-glukosa. Molekul glukosa masih mempunyai gugus –OH glikosidik.
Maltosa
adalah suatu disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa. Ikatan yang
terjadi ialah antara karbon nomor 1 dan atom karbon nomor 4, oleh karenanya
maltosa masih mempunyai gugus –OH glikosidik dan dengan demikian masih
mempunyai sifat mereduksi. Maltosa merupakan hasil antara dalam proses
hidrolisis amilum dengan asam maupun dengan enzim. Hasil hidrolisis amilum akan
memberikan hasil akhir glukosa. Dalam tubuh kita amilum mengalami hidrolisis
menjadi maltosa oleh enzim amilase.
Rafinosa
adalah trisakarida yang penting terdiri atas tiga molekul monosakarida yang
berikatan, yaitu : galaktosa-glukosa-fruktosa. Rafinosa apabila dihidrolisis
sempurna, rafinosa akan menghasilkan galaktosa, glukosa dan fruktosa.
Polisakarida
mempunyai molekul besar dan lebih kompleks dari pada mono dan oligosakarida.
Molekul polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida. Polisakarida
terdiri atas satu macam monosakarida saja disebut homopolisakarida, sedangkan yang mengandung senyawa lain disebut heteropolisakarida.
Amilum
merupakan polisakarida yang banyak dijumpai dalam tumbuh-tumbuhan seperti pada
umbi, batang, daun dan biji-bijian. Amilum terdiri atas dua macam polisakarida
yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa dan amilopektin.
Glikogen
seperti amilum akan menghasilkan D-glukosa jika dihidrolisis, pada tubuh kita
glikogen terdapat dalam hati dan otot, mempunyai struktur rantai bercabang
dengan berat molekul sangat tinggi sekitar 400.000 atau lebih.
Selulosa
merupakan polisakarida penyusun dinding sel pertumbuhan berfungsi sebagai
penopang struktur sel dan sebagai penyangga seluruh beret tumbuhan tersebut.
¨
Reaksi
Identifikasi Karbohidrat
Reaksi indetifikasi atau reaksi pengenal
adanya karbohidrat dalam suatu sampel dapat dilakukan berdasarkan : 1. Uji
pembentukan warna, dan pembentukan endapan atau reaksi terhadap gugus karbonil.
Berikut ini beberapa uji identifikasi untuk karbohidrat.
1.
Uji
Warna Terhadap Karbohidrat
§ Uji Molisch
Uji Molisch adalah uji warna yang bersifat
umum. Pereaksi Molisch terdiri dari larutan a-naftol dalam alcohol dan pada
proses reaksinya ditambahkan asam sulfat pekat.
§ Uji Seliwanoff, Tollens, dan Uji
Bial
Uji Seliwanoff, Tollens,
dan Uji Bial adalah juga uji identifikasi untuk karbohidrat. Prinsip dasar uji
tersebut adalah sama dengan uji Molisch, perbedaannya asam sulfat pekat diganti
dengan asam klorida pekat, disamping itu pereaksi a-naftol pada uji Molisch diganti
dengan resersinol untuk uji Seliwanoff, phloroglucinol untuk uji Tollens, dan
pereaksi orcinol untuk uji Bial.
Uji Seliwanoff digunakan
untuk kelompok uji ketosa, hasil positif menunjukkan warna merah, dengan adanya
reaksi antar 4-hidroksimetilfurfural dengan recorcinol. Uji Bial untuk kelompok
pentose, sedangkan uji Tollens untuk pentose, galaktosa, dan asam uronat. Pada
uji anthron asam sulfat tetap digunakan, hanya a-naftol diganti dengan pereaksi
anthron, adanya karbohidrat ditunjukkan dengan warna biru.
§ Uji Jodium
Uji joduim digunakan
untuk polisakarida. Jodium dengan amilum (pati) memberikan warna biru, dengan
glikogen dan fraksi amilopektin dari pati memberiakan warna merah.
2. Uji Reaksi Terhadap Gugus Karbonil
(Sifat Mereduksi)
Sifat mereduksi
disebabkan oleh karena adanya gugus karbonil bebas dalam karbohidrat yang
diuji. Reaksi seperti ini lebih cepat berlangsung dalam suasana basa (alkalis)
misalnya uji Fehling dan Uji Benedict, tetapi uji Barfoed justru lebih cepat
berlangsung dalam suasana asam.
§ Pereaksi Fehling
Pereaksi Fehling terdiri
atas dua jenis yaitu Fehling A dan Fehling B. Fehling A ( CuSO₄ dalam air ) yang
menghasilkan Cu⁺⁺
berperan sebagai pengoksidasi. Fehling B adalah K-Na-tartarat dan NaOH dalam
air, berfungsi sebagai pengompleks untuk mencegah Cu⁺⁺ mengendap suasana basa.
§ Pereaksi Benedict
Pereaksi
Benedict lebih baik digunakan dibandingkan dengan pereaksi fehling karena :
1. Pereaksi
Benedict lebih mudah karena hanya terdiri atas satu jenis larutan pereaksi
saja, sedangkan fehling terdiri dari dua jenis larutan
2. Pereaksi
Benedict dapat dipakai untuk uji gula sampel yang mengandung asam urut atau
kreanitin (misalnya pada urin), warna yang ditunjukkan bervariasi hijau,
kuning, dan merah bata bergantung pada kadar karbohidrat yang dijui.
§ Uji Barfoed
Uji
Barfoed digunakan untuk mambedakan gula preduksi monosakarida dan disakarida.
Monosakarida yang mereduksi Cu⁺⁺
dan menjadi Cu⁺
lebih cepat dibandingkan dengan (endapan Cu₂O lebih cepat terbentuk pada
monosakarida).
§ Uji Tauber
Uji
Tauber merupakan uji yang dimodifikasikan dari uji Boerfoed. Pada uji ini
asetat diganti dengan asam laktat dan ino Cu⁺ yang dihasilkan reksi
dengan pereaksi warna fosfomolibdat hingga menghasilkan warna biru dengan monosakarida.
§ Uji Osazon
Uji
Osazon merupakan uji yang cukup baik terhadap sikap mereduksi dari monosakarida
dan gula pereduksi yang lain.
·
Asam
Amino dan Protein
Protein adalah suatu senyawa
organic yang dibangun dari 21 jenis asam amino, mempunyai bobot molekul tinggi
dari ribuan hingga jutaan, terdiri dari atom C,H,O dan N serta unsure lainnya
seperti P dan S yang membentuk unit-unit asam amino.
Asam amino adalah asam karboksilat
yang mempunyai gugus amino. Ada 20 jenis asam amino pembangun protein. Asam
amino menurut struktur kimianya dapat dibagi : alifatik, aromatik dan
heterositlik, atau menurut gugus R nya.
Tabel Asam Amino Pembangun
Protein
No
|
Nama Asam Amino
|
Singkatan
|
No
|
Nama Asam Amino
|
Singkatan
|
1
|
Alanin
|
Ala
|
9
|
Histidin
|
His
|
2
|
Arginin
|
Arg
|
10
|
Isoleusin
|
Ile
|
3
|
Asparigin
|
Asn
|
11
|
Leusin
|
Leu
|
4
|
Asam
Aspartat
|
Asp
|
12
|
Lysin
|
Lys
|
5
|
Sistein
|
Cys
|
13
|
Metionin
|
Met
|
6
|
Glutamin
|
Gln
|
14
|
Prolin
|
Pro
|
7
|
Asam
Glutamat
|
Glu
|
15
|
Serin
|
Ser
|
8
|
Glisin
|
Gly
|
·
Lemak
Lipida atau Lemak adalah
senyawa organik yang tidak larut dalam
air tetapi dapat diekstraksi dengan pelarut nonpolar seperti kloroform,
eter dan benzen. Terdapat pada semua sel dan berfungsi sebagai komponen
struktur sel, sebagai simpanan bahan bakar metabolic, sebagai bentuk untuk
mengangkut bahan bakar, sebagai komponen pelindung dinding sel, dan juga
sebagai komponen pelindung kulit vertebrata.
Penggolongan Lemak
Lemak digolongkan menurut
sifat kimia dan sifat fisiknya. Penggolongan lemak menurut Bloor adalah sebagai
berikut :
1.
Lemak Sederhana
2.
Lemak Majemuk
3.
Derivat Lemak
Asam
Lemak
Asam Lemak merupakan
senyawa pembangun berbagai lemak, terdapat sebagai ester trigselirida atau
lemak, baik berasal dari hewan yang disebut lemak hewani, maupun tumbuhan, yang
disebut asam lemak nabati. Asam ini merupakan rantai karboksilat yang mempunyai
rantai karbon yang panjang dengan rumus umum :
O
Ç€
R — C — OH
Beberapa Senyawa Asam Lemak yang Umum
Asam
|
Struktur
|
Titik Cair ( °C )
|
Asam Lemak Jenuh
|
||
Asam Laurat
|
CH₃(CH₂)₁₀COOH
|
44
|
Asam Miristat
|
CH₃(CH₂)₁₂COOH
|
54
|
Asam
Palmitat
|
CH₃(CH₂)₁₄COOH
|
63
|
Asam Stearat
|
CH₃(CH₂)₁₆COOH
|
70
|
Asam
Arakidat
|
CH₃(CH₂)₁₈COOH
|
77
|
Asam Behenat
|
CH₃(CH₂)₂₀COOH
|
80
|
Asam
Lignoserat
|
CH₃(CH₂)₂₂COOH
|
86
|
Asam Monoenoat
|
||
Asam Oleat
|
CH₃( CH₂)₇CHcisCH(CH₂)₇COOH
|
13
|
Asam
Vaksenat
|
CH₃( CH₂)₅CHcisCH(CH₂)₉COOH
|
44
|
Asam Lemak Dienoat
|
||
Asam
Linoleat
|
CH₃(CH₂)₄CH=CHCH₂CH=CH(CH₂)₇COOH
|
-5
|
Asam Lemak Trienoat
|
||
Asam
Linolenat
|
CH₃CH₂CH=CHCH₂CH=CHCH2CH=CH(CH₂)₇COOH
|
-11
|
Asam Lemak Tetraenoat
|
||
Asam
Arakidonat
|
CH₃(CH₂)₄(CH=CHCH₂)₄(CH₂)₂COOH
|
-50
|
BAB IV
PENUTUP
Biokimia adalah kimia mahluk hidup. Biokimiawan mempelajari molekul dan reaksi kimia terkatalisis oleh enzim yang
berlangsung dalam semua organisme. Lihat artikel biologi molekular untuk diagram dan
deskripsi hubungan antara biokimia, biologi molekular, dan genetika.
Biokimia
merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi komponen selular, seperti protein, karbohidrat, lipid, asam
nukleat, dan biomolekul lainnya. Saat ini biokimia lebih terfokus secara khusus
pada kimia reaksi termediasi enzim dan
sifat-sifat protein.
Saat
ini, biokimia metabolisme sel
telah banyak dipelajari. Bidang lain dalam biokimia di antaranya sandi genetik (DNA, RNA), sintesis protein, angkutan membran sel, dan transduksi sinyal.
DAFTAR
PUSTAKA
Achmad, H., 1982, Penuntun
Balajar KimiamTPB II : Elektro Kimia, FMIPA Institut Teknologi
Bandung.
Achmad, H. ,1989, Kimia Unsur
dan Radiokimia, FMIPA Institut Teknologi Bandung.
Allinger,
N.L., M.P. Cava, D.C, De Jough, C.R., Johnson, N.A. Lebel and C.L. Steven,
1976, Organic Chemistry, second
edition, Worth Publishers Inc, New York.
Chang, R, 2001, Kimia
Dasar “Konsep-konsep Inti”, Jilid II (Terjemahan Suminar, A.), Edisi
Ketiga, Erlangga, Jakarta Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Fassenden, R, J.,dan
Fassenden, J, S., 1986,’’ Kimia Organik”, (Pudjaatmaka, A, H.,.), Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Harold H.,1983, ,,Kimia
Organik”, (Terjemahan Suminar, A), Edisi keempat, Erlangga,
Jakarta.
Oxtoby, D. W., dkk.,
2001, ,,Prinsip-Prinsip Kimia Modern” Jilid 1, Edisi keempat, Erlangga,
Jakarta.
Parlan dan Wahyudi, 2003,
,,Kimia Organik I” (Common Textbook), IMSTEP, Universitas negeri Malang,
Malang.
keren blognnya :D
BalasHapuskerjasama yuk :D
http://blog.marinecyber.com/